Kalimat
Pengertian
Kalimat adalah arus ujaran yang berisikan kata atau
kumpulan kata yang memiliki pesan atau tujuan dan diakhiri dengan intonasi
final.
Ciri-ciri kalimat:
1.
Terdiri
dari satu kalimat atau lebih
2.
Mengandung klausa atau tidak
3.
ditandai
oleh pemakaian intonasi akhir yang final. Intonasi akhir dalam ragam tulis
suatu kalimat ditandai oleh pemakaian tanda titik ( . ), tanda tanya ( ? ),
atau tanda seru ( ! ).
Struktur Kalimat
a. Subjek à unsur yang berfungsi sebagai pokok pembicaraan suatu
kalimat. Fungsi ini umumnya diisi oleh kata atau frase benda (konkret atau
abstrak), namun ada pula yang diisi oleh kata kerja. Contoh: Kakaknya sedang
menulis surat Membaca
adalah hobinya
b. Predikat
à unsur kalimat yang berfungsi menjelaskan subjek. Umumnya
predikat berada di belakang subjek. Sebagian besar, fungsi predikat diisi oleh
kata kerja, meskipun pada beberapa kasus dapat pula diisi oleh kata benda, kata
sifat, dan frase depan.
Contoh: a. Mantan
pensiun itu menikmati masa pensiunnya.
b. Pencurinya pemuda itu.
c. Bunga itu indah sekali.
d. Ayah ke kantor.
c. Objek
dan Pelengkap à fungsi kalimat yang letaknya selalu berada di belakang
predikat. Objek diisi oleh kata benda, sedangkan pelengkap dapat diisi oleh
kata kerja, kata sifat, atau kata bilangan.
Contoh:
a. Ayah bermain catur . (berobjek)
b. Anak itu kedapatan merokok. (berpelengkap)
d. Keterangan à unsur yang fungsinya menerangkan seluruh fungsi yang ada
dalam suatu kalimat.
Ciri-ciri
keterangan: kehadirannya bersifat manasuka, letaknya bebas, umumnya didahului
kata depan seperti di, dari, ke, ketika, tentang.
Contoh: a. Kemarin
paman berangkat ke Solo.
b. Saya dan teman-teman berkumpul di lapangan basket.
A.
Jenis Kalimat Berdasarkan Pelaku
1.
Kalimat
Aktif
Kalimat aktif adalah
kalimat yang subyeknya melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan. Predikat dalam kalimat aktif biasanya
menggunakan awalan me- atau ber-. Ditinjau dari ada atau tidaknya objek dalam
kalimat aktif, dikenal 2 macam kalimat aktif, yaitu kalimat aktif transitif dan kalimat aktif intransitif.
a.
Kalimat
Aktif Transitif à kalimat aktif yang memiliki objek penderita
Ciri :
a. ada objek
b. berimbuhan : me (V), memper, memper-I, me ( V)- I, me ( V) kan/ memper-i
contoh : Ia mengerjakan tugas itu
S P O
b.
Kalimat Aktif Intransitif à kalimat aktif yang tidak
memiliki objek penderita.
Ciri :
a. tanpa objek
b. berafiks ber-
c. berkata dasar predikatnya
contoh : Ia menjerit
S
P
Rani menangis
S P
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah
kalimat yang subyeknya dikenai oleh suatu pekerjaan. Predikat dalam kalimat
pasif biasanya menggunakan awalan di- atau ter-. Subjek kalimat pasif dikenai
tindakan atau perbuatan yang dinyatakan dalam predikat.
Contoh: Mobil
itu diperbaiki oleh montir.
Bajunya dijahit oleh ibunya.
B.
Kalimat Efektif dan
Kalimat Tidak Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang menginformasikan pesan atau ide
secara tepat (tidak terjadi salah tafsir).
Ciri
kalimat efektif diantaranya :
a) Minimal
ada S-P
Contoh :
Dia
belajar
S
P
Bagi saya, hal itu sangat berarti
K
S P
Ayah mencintai kami
S P O
Sepanjang
masa
K
b) Logis
atau masuk akal
Contoh :
Mayat yang terpotong-potong itu mondar mandir dipasar baru.
Seharusnya : sebelum menjadi mayat yang terpotong-potong,
ia mondar-mandir dipasar baru.
c) Hemat.
Pejabat dari pada Negara itu dirumahkan.
Para hadirin dipersilahkan berdiri.
*Catatan : kata bercetak tebal harus
dihilangkan.
Kalimat Tidak Efektif
Kalimat tidak efektif atau kalimat nonbaku
yang disebabkan oleh :
Contoh :
Dalam bahasa Indonesia tidak mengenal tensis.
K
P O
Seharusnya :
Bahasa Indonesia tidak mengenal tensis.
S p O
Atau
Dalam bahasa Indonesia tidak dikenal tensis.
K p O
Contoh
:
1) Di depan
subjek
Dalam gua itu menyimpan nenek perawan.
K P O
Seharusnya :
Gua itu menyimpan nenek perawan.
S P O
(prep. Dalam dihilangkan)
Atau
Dalam gua itu disimpan nenek perawan.
K P S
(pred. dipasifkan)
2) Diantara
predikat dan objek
(kalimat
aktif transitif)
Contoh :
Ia membicarakan tentang hari perkawinan.
S P prep. O
(prep.
Harus dihilangkan)
Keterangan aspek atau modalitas: ingin, mau, akan, telah,
sudah, hendak.
Contoh :
Saya ingin bicarakan masalah itu kepada anda.
Seharusnya :
1. saya ingin membicarakan masalah itu kepada anda. ( aktif )
2. ingin saya bicarakan masalah itu kepada anda. ( pasif
)
C.
Jenis Kalimat Berdasarkan Kelengkapan Unsur
Kalimat Minor dan Mayor
Kalimat minor adalah kalimat yang mengandung satu unsur pusat. Unsur
pusat yang sering digunakan dalam kalimat minor berupa predikat. Kalimat minor
umumnya digunakan sebagai jawaban atas suatu pertanyaan, perintah, atau seruan.
Contoh:
1.
Besok
pagi. (sebagai jawaban atas pertanyaan,”kapan ayah berangkat?”)
2.
Ke
pasar. (sebagai jawaban atas pertanyaan,”ibu pergi ke mana?”)
3. Kerjakan!(perintah)
4. Lari!(perintah)
5. Ani!(seruan)
Kalimat
mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur pusat,
yakni bisa terdiri dari subjek dan predikat (S-P) atau subjek, predikat, objek
(S-P-O) atau lebih dari itu, misalnya ditambah keterangan (S-P-O-K).
Contoh :
1. Alam akan
pergi besok pagi
S P K
2. Kerjakan
tugas ini !
S P
Kalimat
Berobjek dan Berpelengkap
Pelengkap dalam suatu kalimat adalah unsur yang berfungsi
melengkapi predikat sehingga arti predikat menjadi utuh. Unsur pelengkap dapat
diisi oleh kata benda (nominal)atau kata sifat (ajektiva)
Kemunculan pelengkap bergantung pada bentuk predikat yang
mendahuluinya.
Pelengkap akan muncul jika suatu kalimat mampunyai
predikat berikut ini.
contoh:
Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia.
S
P Pelengkap
Para pejuang bersenjata bambu runcing.
S P Pelengkap
Pemandangan
alam tertutup
awan
S P. Pelengkap
Contoh:
Motorku kehabisan bensin.
S P Pelengkap
Objek dan pelengkap mempunyai kesamaan, yaitu sama-sama
terletak setelah predikat. Perbedaannya adalah objek dapat berubah menjadi
subjek jika kalimat dipasifkan, sedangkan pelengkap tetep berperan sebagai
pelengkap apabila kalimat dipasifkan.
Contoh:
Ayah membelikan adik sepatu.
S P O Pelengkap
Adik dibelikan ayah sepatu.
S
P O Pelengkap
Ciri-ciri objek antara lain sebagai berikut.
1.
Jenis
katanya termasuk kata benda (nominal).
2.
Berada
langsung di belakang verbal transitif tanpa preposisi (kata depan)
Contoh:
Ita
membeli buku
S P O(kata benda)
3. Dapat diubah menjadi subjek jika
dipasifkan.
Contoh:
Ita membeli buku.
S P O
Jika dipasifkan menjadi:
Buku dibeli Ita
S P O
4.
Dapat diganti dengan –nya.
Contoh:
Buku dibeli Ita.
Buku dibelinya.
Kata ganti –nya kalimat di atas merupakan
pengganti objek (Ita), jabatan pronominanya (pengganti) adalah sebagai objek .
Ciri-ciri pelengkap antara lain:
1.
Jenis
katanya termasuk kata benda, kata kerja , atau kata sifat.
Contoh:
Adik
bermain bola. (bola = kata benda)
Adik
berwajah tampan. (tampan = kata sifat)
Adik
suka berenang. (berenang = kata kerja)
2.
Berada
di belakang verbal semitransitif (tidak berobjek, tetapi berpelengkap)atau
verbal dwitransitif (berobjek dan berpelengkap).
Contoh:
Orang
itu bertubuh raksasa.
S P Pelengkap
Ibu
mengirimi saya
kue
. S P O Pelengkap
3.
kalimatnya
tidak dipasifkan. Kalaupun dapat dipasifkan, pelengkap tidak mengalami perubahan.
Unsur
Pembentuk Kalimat
A.
Frase
Frase
adalah kelompok kata yang bukan subjek dan predikat, tetapi dapat menjabat
fungsi-fungsi kalimat.
1. Inti frase
Inti
frase adalah bagian frase yang pokok (bagian yang diterangkan)
Contoh
: Akan makan lagi
Inti
2. Pola frase
Pola frase dapat
berada dalam kalimat atau dapat pula berdiri sendiri (hal ini berkaitan dengan
hukum DM atau MD dan jenis kata), contoh : suster cantik = makan
pagi
D
M D
M
kepala
sekolah = ayah dokter
KB
KB KB KB
Umumnya frase terdiri dari frase eksosentrik dan frase
endosentrik. Frase Eksosentrik adalah
frase yang komponen-komponennya tidak mempunyai prilaku sintaksis yang
sama dengan seluruhan. (tidak bisa terpisah/tak bisa dibuang salah satu). Frase
Eksosentrik terbagi :
Sedangkan Frase Endosentrik adalah frase yang secara keseluruhan komponennya
mempunyai perilaku sinteksis yang sama dengan salah satu komponen (bisa
dipisah/dapat mewakili).
Berikut
adalah jenis-jenis frase.
Berdasarkan kategori intinya frase dibedakan menjadi :
a)
Frase
nominal (yang menjadi inti kata benda), contoh : rumah baru.
b)
Frase
verbal (yang menjadi inti kata kerja), contoh : jalan cepat.
c)
Frase
adjectival (yang menjadi inti kata sifat), contoh : besar sekali.
d)
Frase
koordinatif : frase yang komponen pembentuknya terdiri dari 2 komponen atau
lebih yang sama dan sederajat dan dapat dihubungkan oleh konjungsi koordinatif,
contoh : Ibu dan bapak, buruh atau majikan.
e)
Frase
apositif : frase koordinatif yang ke 2 komponennya saling merujaksesamanya dan
oleh karena itu urutan komponennya dapat dipertukarkan.
Contoh : 1. Pak ahmad/guru saya/rajin sekali.
2. Guru saya/pak
ahmad/rajin sekali.
f) Frase
antributif, contoh : Rumah bertingkat,
tangga berjalan.
g)
Frase
ambigu : frase yang memiliki makna ganda, contoh : Lukisan ayah.
ü Lukisan ayah itu
hasil karya pelukis terkenal (lukisan milik ayah)
ü Ayah sedang melukis seekor kucing lukisan ayah bagus
sekali. (lukisan
hasil karya ayah)
ü Pak suki
Abdullah melukis ayah, lukisan ayah ada di ruang tamu (lukisan mengenai
diri ayah)
Pola
Frase :
1.
D. Menerangkan : Roti tawar. Teh manis
D M
D M
2. M.
Diterangkan : seekor kucing
M D
3.
M, D, M : segelas susu coklat
M D
M
B. Klausa
Klausa
adalah satuan sintaksis berupa tuntutan kata-kata berkontraksi predikatif atau
kelompok kata yang sudah memiliki subjek dan predikat, tetapi belum berintonasi
akhir.
Contoh :
Gadis itu ramah
S P
Manisnya senyum nenek
S P
Berikut
adalah jenis-jenis klausa.
|
0 komentar:
Posting Komentar